I.
KEMAMPUAN
BERTANYA
Mengajukan
pertanyaan secar abaik dapat memulai suatu hubungan, memelihara hubungna,
membangkitkan rasa pengakuan dan kepedulian.
1. Jenis
pertanyaan
a. Pertanyaan
tertutup
Pertanyaan yang jawabannya sudah pasti dan ini biasanya hanya
membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” untuk mengumpulkan informasi yang faktual.
Contoh : ”Apakah ibu bekerja ?”
b. Pertanyaan
terbuka
Pertanyaan yang menuntut jawaban yang memungkinkan adanya berbagai
macam jawaban dan memberi kebebasan menjawab pada klien. Contoh : “Bagaimana
perasaan ibu sekarang?”
c. Pertanyaan
mendalam
Untuk menggali lebih dalam apa yang diungkapkan oleh klien
sehingga informasi didapat secara lengkap dan mendetail. Contoh : “apakah
maksud ibu dengan peristiwa yang menakutkan itu ?”
d. Pertanyaan
mengarahkan/sugestif
Mengarahkan apa yang dibicarakan klien, tidak selalu tepat
digunakan pada berbagai kondisi. Contoh : “Ibu tidak inginkan punya anak lagi
setelah melahirkan anak ke 3?”
2. Bertanya
efektif
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan agar bidan bisa bertanya
secara efektif :
a. Gunakan
intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat, dan keakraban. Jangan terlalu
cepat/lambat atau terlalu keras/lemah.
b. Gunakan
kata-kata yang dipahami klien, bahasa ilmiah yang tidak dipahami klien tidak
akan bisa terjawab atau bahkan menyebabkan salah arti.
c. Ajukan
pertanyaan satu per satu agar terjawab sesuai apa yang kita butuhkan.
d. Tunggu
jawaban dengan penuh minat, jangna memotong.
e. Gunakan kata-kata
yang mendorong klien untuk bicara (bagaimana, dan, lalu, maksudnya ?)
f.
Bila harus menanyakan hal yang sangat pribadi, jelaskan mengapa
hal itu harus ditanya.
g. Hindari
penggunaan kata Tanya “mengapa” karena kemungkinan klien dapat merasa
disalahkan.
SUMBER (REFERENSI)
1. Tyastuti,
dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar